Jumat, 17 Juni 2011

“Kembalikan semua kepada Allah”


Tidak dipungkiri bahwa manusia mempunyai nafsu yang merupakan makhluk yang paling sempurna serta yang paling dimuliakan Allah diatas segala ciptaan-Nya. Namun, keberadaan nafsu itu akan menjadi mudharat bagi manusia jika tidak dapat dikendalikan dan akan menjadi rahmat bila senantiasa kita kendalikan nafsu kita ke arah yang positif yang tentunya diridhai Allah.
Dengan adanya nafsu kita senantiasa menginginkan segala sesuatu yang berwujud benda ataupun hanya dapat dirasakan (misalnya perasaan, penghargaan, dan lain-lain). Dan seringkali apa yang kita inginkan dengan berusaha sekuat tenaga tidak sesuai dengan keinginan. Maka yang terjadi adalah perasaan kecewa, sedih, dan marah.
Perasaan kecewa, sedih, dan marah itu wajar bagi manusia. Yang tidak wajar ialah marah , kecewa dan sedih secara berlebihan hingga merasa bahwa diri ini adalah orang yang paling tidak beruntung di dunia ini atau bahkan menganggap bahwa Tuhan itu tidak adil.
Allah-lah yang paling tahu keadaan kita. Allah senantiasa memberikan sesuatu dengan ukuran-Nya. Tidak ada sangkut pautnya dengan kelayakan seseorang menurut ukuran dirinya sendiri. Jadi, bukanlah wilayah kita mempertanyakan kebijakan-Nya. Sebab, Allah berbuat menurut kehendak-Nya, bukan menurut kehendak hamba-Nya. Jadi, sudah sebaiknya kita selalu meminta rahmat-Nya bukan keadilan-Nya.
Jika diibaratkan, keinginan kita ialah bagai ‘sasaran’ yang akan kita panah dengan busur panah yang kita miliki. Dan tugas kita sebagai ‘pemanah’ memfokuskan perhatian pada sasaran, mempersiapkan segala kemungkinan untuk berhasil “membidik” tepat sasaran. Namun demikian, meskipun perhitungan telah akurat, bisa saja angin membelokkan busur panah kita. Angin lah yang membatasi antara busur panah dengan sasaran. Maka dari itu, sebagai makhluk yang beriman biarkan ketentuan-Nya yang bermain.

“ dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". Katakanlah: "Maka Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaKu, Apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaKu, Apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (Q.S. Az Zumar: 38)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar