Sabtu, 18 Juni 2011

“Makhluk yang Bernama Wanita Ditinjau dari Filosofisnya”


Makhluk Allah yang disebut sebagai wanita ini adalah makhluk yang unik. Mereka memiliki dunia sendiri yang disebut sebagai dunia “yang memelihara”. Dunia itu berpangkal dari kehadiran seorang bayi. Wanita akan beradapasi dengan kehadiran seorang bayi tersebut dalam tips-tips kewanitaannya dank has keibuannya. Berbeda dengan laki-laki yang memiliki dunia kerja, penaklukkan, ekspansi, dan agresivitas. Namun dari keunikannya, wanita tidak lebih tinggi derajatnya atau pun lebih rendah dari makhluk Allah yang lain semisal makhluk yang bernama laki-laki. Dan Allah swt berfirman:
  
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain[259]. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik." (Q.S. Ali Imran: 159)

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa sebagaimana laki-laki berasal dari sepasang laki-laki dan perempuan, maka demikian pula perempuan berasal dari laki-laki dan perempuan. Keduanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.

Sebagai manusia, menurut Dr. Kartini Kartono, wanita merupakan suatu substansi yang harus memperjuangkan dirinya &  membangun realitas hidupnya untuk mengembangkan pribadinya yang sempurna.

Namun, dalam pelaksanaan amalnya berbeda dengan laki-laki. Baik itu pola tingkah laku beserta isi dan bentuknya serta struktur aktivitas. Hal ini di dasari oleh perbedaan anatomi-fisiologi yang kemudian juga diperkuat struktur kebudayaan, adat-istiadat, dan pengaruh-pengaruh pendidikan. 

Keadaan tersebut juga menurut Dr. Kartini Kartono, membuat wanita mencoba menemukan atau memahami dirinya sendiri secara lahiriah, dan secara ruhani, wanita mengatasi semua situasi dan waktu untuk meningkatkan usahanya serta menyempurnakan diri. Dan keadaan itu sebagai proyek bagi wanita yang harus dilaksanakan dan diselesaikan sendiri.

Pelaksanaan dan penyelesaian proyek sebagai wanita memiliki ke-khasan tersendiri. Sebagai substansi wanita itu identik, sedangkan sebagai wanita yang mempribadi, ia adalah otentik (khas).

Substansi wanita secara ontologis adalah mandiri dan memiliki otonom untuk memenuhi kebutuhannya. Secara etis, wanita ada usaha penyempurnaan diri.  Jadi makna identik di atas dapat dimaknai bahwa setiap wanita mempunyai usaha sendiri untuk menyempurnakan diri dengan mandiri. Maksud dari kemandirian disini adalah wanita mengetahui atau memahami dirinya sehingga ia memiliki otonom untuk memenuhi kebutuhan dirinya.

Sebagai pribadi yang mandiri, wanita  adalah pengada dan pembentuk. Bisa dilihat dalam aktivitasnya yang cultural dengan bentuk komunikasi dengan alam-materi sehingga terbentuklah kebudayaan: dalam hal ini kebudayaan wanita di tengah wanita.

Komunikasi wanita merupakan bentuk  “aku yg mencari engkau”, sebab yang bisa menggugah diriku, yg bisa memberi arti & makna diriku adalah engkau/ orang lain (anak &suaminya) sehingga wanita merupakan pribadi sosial (memerlukan antar-relasi jasmaniah dan psikis dg manusia lain). 

Wanita yang berusaha menyempurnakan diri adalah wanita yang subur dan kaya. Dimana subur dan kaya disini adalah mau membuka diri sendiri & berusaha membahagiakan orang lain (terutama anak & suaminya).

Allah swt berfirman:
isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, Maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman (Q.S. Al Baqarah: 223)

Subhanallah…… wallahu ‘alam bish-showab….

Referensi:
  1. Kartono, Kartini.2006.Psikologi Wanita 1. Bandung: CV Mandar Maju
  2. Terjemah Al Qur’an

4 komentar:

  1. bagus kok...mungkin nanti bisa dikembangkan lagi dengan menambah beberapa referensi,,,klo bisa ditambah dengan penelitian tentang wanita,,,jadi lebih ilmiah ^^


    kepda para wanita...semangat dan selamat berkarya..
    *karena kita begitu berharga :)

    BalasHapus
  2. subhanallah,,,bagus kok..mungkin biar lebih keren dan ilmiah kudu ditambah beberapa referensi dan penelitian tentang wwanita...

    semangat berkarya
    *karena kita begitu berharga :D

    BalasHapus
  3. @all: jazakumullah.... :) insya Allah diusahakan saran2nya.......

    BalasHapus