Jumat, 28 September 2012

KETIKA HATI MERINDU

Aku tak pandai merangkai kata seindah pelangi
Aku tak pandai bersajak hingga membuat gunung-gunung bergetar
Namun aku percaya
Ketika hati berbicara
Mata pun berisyarat melebihi untaian-untaian kata tak berujung
Raut wajah pun menggetarkan hati
Dan ketika itu pun tak lagi bermakna
Jutaan kupu-kupu di balik gunung yang kokoh
Riang menari di taman bunga menanti kebahagiaan
Dan aku pun tak peduli
Meski pun kudaki dengan hati yang terjal
Meski pun dahaga kekhawatiran melanda
Meski pun hujan membasahi wajah
Karena aku menetapkan hatiku
Meski semu dan hanya dalam mimpi
Namun harum madu dan gemiricik air
Selalu terdengar dalam hati yang terbuai rindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar